Anton Apriantono, Menteri Termiskin di Kabinet Indonesia Bersatu. Ke Daerah, dengan Tiket Ekonomi, Nginap di Rumah Petani. Di Kabinet Indonesia Bersatu, Menteri Pertanian (Mentan) Anton Apriantono dijuluki sebagai menteri termiskin. Sebab, berdasar laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), total kekayaannya “hanya” Rp 388.936 juta. Bagaimana kesehariannya?
RIDLWAN HABIB, Jakarta
Bikin janji untuk bertemu Anton Apriantono tidak terlalu sulit. Di antara menteri yang duduk di Kabinet Indonesia Bersatu, pria yang lama menjadi dosen di Institut Pertanian Bogor (IPB) itu termasuk yang paling mudah dihubungi melalui ponselnya.
Kemarin sore, Jawa Pos diberi kesempatan bertamu di rumah Anton di kompleks perumahan dinas para menteri, tepatnya di Jl Widya Chandra V. Begitu masuk ke halaman rumahnya, seorang petugas keamanan dengan tulisan nama Sukim di dadanya ramah mempersilakan masuk. “Cari Bapak ya, silakan langsung saja ke ruang tamu,” ujarnya.
Halaman depan rumah dinas Anton tampak bersih. Aneka tanaman hias disusun rapi dalam pot yang berisi tanah liat. Tidak ada tanaman perindang besar, kecuali sebuah palem kipas yang ditanam di pojok pagar. Berbeda dari rumah menteri lainnya, di garasi rumah Anton, hanya ada dua mobil yang diparkir. Yakni, Kijang abu-abu keluaran 1994 dan mobil dinas rumah dinas menteri-menteri lain yang, selain berisi mobil dinas, terdapat beberapa mobil lain keluaran terbaru.
“Assalamu ‘alaikum, apa kabar?” kata Anton ramah yang muncul dari ruang tengah. Pria kelahiran 5 Oktober 1959 tersebut muncul dengan kemeja lengan panjang bercorak garis-garis. “Hari ini banyak tamu. Maklum, masih suasana Idul Fitri,” ujarnya. Dia menceritakan, selama Lebaran, keluarganya lebih banyak berada di Jakarta . Hanya hari pertama keluarganya berkunjung ke Serang dan Bogor ,Jawa Barat.
Pada awal pembicaraan, dia lebih banyak menceritakan tentang kesibukannya sebagai menteri, sehingga waktu untuk keluarga berkurang. “Karena itu, setiap di rumah, saya manfaatkan betul untuk keluarga. Rasanya sih mereka tidak pernah mengeluh,” ungkapnya. Sejak menjadi menteri, Anton memboyong keluarganya tinggal di rumah dinas. Rumahnya di Bogor dibiarkan kosong. Di tengah mengobrol dengan Jawa Pos, putri tunggalnya, Sri Rahayu, masuk membawa secangkir teh. “Silakan diminum. Kebetulan, saat ini saya sedang puasa Syawal,” kata menteri yang diusulkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Ketika disinggung seputar kekayaannya berdasar LHKPN dan diumumkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dia hanya tersenyum. “Saya bersyukur dianggap begitu (disebut menteri termiskin). Pokoknya, kalau dibandingkan menteri lain, nggak mungkin bisa ngejar, apalagi sama Pak Ical (Menko Kesra Aburizal Bakrie yang dijuluki sebagai menteri terkaya dalam kabinet SBY, Red),” ujarnya lantas tertawa. Dia menjelaskan, sejak menjadi dosen dan kepala laboratorium di IPB, Anton terbiasa menabung. Hasilnya, dia mampu membeli aset berupa tanah di Bogor .
Kegemaran berhemat itu diteruskan sampai sekarang. “Sebagian berasal dari gaji dan uang perjalanan ke luar negeri. Itu pun sudah berlebih,” tegasnya. Suami Rossi Rozzana tersebut mengaku, kehidupannya saat masih menjadi dosen sudah cukup. “Apalagi sekarang, apa sih yang mau kita kejar? Makan saja tak lebih dari sepiring,” katanya. Sebagai menteri, dia mengaku digaji Rp 19 juta per bulan. Selain dari gaji, pendapatan Anton diperoleh dari honor menjadi narasumber di seminar. Sebelum menjadi menteri, dia memang sering diundang sebagai ahli di bidang kimia pangan. “Tapi, honorarium dari seminar biasanya dikelola staf,” jelasnya. Menurut doktor lulusan University of Reading , Inggris, tersebut, kunci perbaikan departemen yang dipimpinnya bermula dari diri sendiri.
“Kalau pemimpin tak bisa jadi uswah (teladan, Red), jangan berharap anak buah mengikuti,” ujarnya. Anton lantas mencontohkan saat dirinya melakukan perjalanan dinas ke daerah menggunakan pesawat. Dia tidak pernah mau naik kelas bisnis. Dia selalu minta diberi tiket ekonomi. Demikian pula ketika harus menginap di suatu daerah. Anton tidak pernah mau diinapkan di hotel berbintang lebih dari tiga. “Kalau menterinya (pakai) ekonomi, anak buahnya nggak ada yang berani (di kelas) bisnis,” ungkapnya lantas tersenyum.
Menurut dia, budaya Orde Baru, yakni daerah harus selalu menyambut pejabat pusat dengan servis VVIP, harus dikikis habis. “Saya lebih suka menginap di rumah petani daripada di hotel. Mereka itu orang yang apa adanya. Tidak ada yang dibuat-buat, ” tegasnya. Dia lantas menceritakan pengalamannya ketika menginap di rumah salah seorang petani di Karawang. “Saat itu, atap rumahnya sudah mau roboh,” katanya seraya tersenyum lebar. Anton mengaku, saat ini dirinya sedang memperjuangkan budaya keterbukaan didepartemen yang dipimpinnya. Salah satu contohnya, nomor HP-nya terbuka bagiseluruh anak buahnya. Termasuk, pegawai dan penyuluh lapangan di daerah. “Dari mereka, saya bisa tahu keluhan di lapangan. Termasuk, jika ada laporan korupsi, langsung saya minta ditindaklanjuti oleh Irjen (inspektorat jenderal, Red),” jelasnya.
Dia juga sering mengajak anak buahnya outbound (training di alam). “Kalau dialam, perilaku aslinya terlihat,” ujarnya. Dua minggu sekali, dia menggelar rapat pimpinan yang diakhiri dengan masing-masing saling memberi nasihat. “Jadi, kalau tidak sesuai dengan yang diomongkan, orangnya malu,” katanya. Kesederhanaan tersebut Anton diakui sekretaris pribadinya, Dr Abdul Munif. “Saya sampai malu karena bapak sering ngotot pakai kelas ekonomi saat kunjungan ke daerah. Kadang-kadang, sampai saya akali dengan mengatakan tiket ekonomi sudah habis,” ungkapnya. Alumnus Bonn University , Jerman, yang mendampingi Anton sejak sebelum menjadi menteri itu mengaku, hal tersebut dilakukan untuk menjaga kehormatan Anton sebagai menteri. “Itu kalau kebetulan sedang bersama menteri lain atau ada tamu dari luar negeri. Kalau berangkat sendiri, hampir selalu ekonomi,” jelasnya.
Saat mengunjungi daerah, Munif mengaku banyak pejabat dan bupati yang heran mengetahui kebiasaan Anton. “Awalnya, mereka (bupati dan pejabat daerah) heran. Tapi, dua tahun ini sudah biasa. Mereka malah berterima kasih,” ujarnya. Dia menyatakan, satu hal yang paling berkesan adalah perhatian Anton kepada anak buah. Di antaranya, Anton selalu mengingat nama dan kebiasaan-kebiasaan kecil stafnya. “Beliau tak risi mengirimkan ucapan selamat ulang tahun atau memberikan bantuan ketika ada yang punya gawe,” ungkapnya. (*)
Subhanalloh, pemimpin seperti inilah yang sepatutnya kita contoh. Meskipun punya jabatan tapi tetap hidup sederhana, tidak ada gengsi-gengsian dimana kebanyakan pemimpin-pemimpin di negara kita identik dengan kehidupan yang glamor. Yang diutamakan adalah bagamana amanah yang dembannya dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
sumber: dari teman
Kamis, 30 Oktober 2008
Senin, 27 Oktober 2008
Asian Beach Games, Event Besar Sepi Dukungan

ASIAN BEACH GAMES!! Ya, ABG adalah event olahraga terbesar yang berhasil digelar oleh Indonesia setelah pada tahun 1969 silam Indonesia menggelar event olahraga terbesar se-Asia, Asian Games. Beberapa waktu belakangan ini, kita terus-menerus mendengar berita-berita baik di media cetak/elektronik tentang perhelatan akbar ASIAN BEACH GAMES yang merupakan event olahraga pantai pertama di Asia bahkan dunia. Pujian-pujian atas kesuksesan Indonesia dalam opening ceremony serta perolehan medali dan juga closing ceremony terus-menerus diberikan. Masyarakat berdecak kagum atas prestasi membanggakan yang benar-benar bersejarah ini.



Di samping segala kesuksesan itu, kekecewaan juga masih tergambar atas penyelenggaran event ini. Sepi penonton, sedikit promosi dan souvenir menjadi hal utama yang mengecewakan. Semestinya acara sebesar dan semegah ABG I ini dapat menjadi sumber pemasukkan devisa negara namun event ini tidak dapat dimanfaatkan oleh pemda dan pemeerintah pusat dengan sebaik mungkin. Tiket murah pun akhirnya harus diberikan cuma-cuma, jumlah turis yang hadir juga tidak terlalu melonjak jauh serta penjual souvenir pun kurang laku. Inilah aspek yang masih perlu kita perbaiki apabila harapan untuk menjadi tuan rumah Sea Games di Bandung dan Jakarta ingin tercapai.
INSPIRE THE WORLD!
Minggu, 26 Oktober 2008
A7X guncang Jakarta (wajib baca)

Mungkin gw rada telat critain crowd konser A7X hari rabu lalu yang digelar di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. Gw butuh beberapa hari pemulihan fisik dari konsernya.. hehe.. sebenernya sih karna gw lgi bnyk tugas sich.. Ok d,, gw langsung mulai crita ja..
Tanggal 22 Oktober udah gua tunggu2 sejak beberapa minggu yang lalu waktu konser a7x diumumin. Tegang, seneng, bangga semuanya campur aduk dech waktu gw nunggu detik2 konser avenged sevenfold yang kedua di jakarta. Berdasarkan crita n info2 dari temen2 gw plus internet,, gw yakin banget kalo konser ini bakal crowded and moshingnya bakal gila2an karena tiket udah sold out.. Tanggal 21 Oktober malem,, semua persiapan gw lakuin. Dari nyiapin baju bwat nonton, tiket konser, tugas buad lusa (biar gag usa stress pas konser mikirin tugas), sepatu n hal2 lainnya dech. Skola gw emang ribet sich, pulangnya aja uda jam 3.30, jelas gw harus bener2 yakinin supir n ci2 gw biar gag telat jempud gw di skola n bisa langsung tancep gas k Senayan. T

Balik ke kelas, ambil tas, ambil hp, cari cici gw n masuk mobil. Sayangnya, gw gag bisa langsung tancep gas k Tennis Indoor Senayan. Temen2 cici gw banyak yg mau ikud sementara gw disediain mobil sedan ma bokap jadi beberapa temen gw pun bingung buad pergi.nya,, akhirnya 2 temen gw, Kynan & Ananta (pacar Jesslyn) harus gw tinggal di skola n mobil yg penuh sama Ken, Aldry, Toto, Rio, cici gw, temennya n supir gw itu bisa jalan juga menuju tol buat ke Senayan. Sialnya lagi, ada polisi yang gw lupa namanya nilang gw gara2 mobil yg disetir sama supir gw bernama Taufik ngelindes garis yang kaya bentuk segitiga gitu dech. Akhirnya supir gw panik n cici gw pun langsung mau keluarin duit tapi gw tetep santai ja n ngmong pelan2 ke polisi itu. Nego uang suap pun cepet koq dari 200an gw turunin jadi 50 n langsung jalan walopun hati gw juga gak tulus kasi thu duit ke polisi sialan ntu. Perjalanan over all si lancar2 ja,, untungnya gag ada macet di mana2 dan waktu pun makin mepet menjelang konser band yang punya hits "critical acclaim", "after life", "seize the day" dll..(banyak banget).

Antrian uda lumayan panjang, gw n temen2 gw pun akhirnya jadi sedikit pesimis buat dapat angle terbaik buat liad Synyster, M.Shadow, The Rev, ZackY, J.Christ. Obrolan singkat sama temen2 gw pun berlangsung, intinya kita rada serem sama tampang2 orang yg ntn A7X, tampang mereka bener2 kaya preman n garang abis, beda banget waktu gw nonton Click 5, Jak Jam ato konser2 lainnya. Otak gw pun berusaha ngilangin semua pesimistis ntu n gw berusaha berpikir positif. Penjagaan kedua pun berhasil gw laluin juga dengan mulus bareng temen2 gw. Penjagaan ketiga juga begitu sampe akhirnya gw cuman butuh ngantri untuk masuk k penjagaan trakir untuk masuk gate 2. Antrian kira2 uda 50an orang n gw tetep berusaha optimis n akhirnya giliran gw untuk masuk. Kaki gw uda maw lari aja bawaannya tapi sikap cool tetep harus gw pertahankan sebagai orang yang uda sering nonton konser. Pertimbangan buat barisan kedua di tengah ato barisan pertama di pinggir pun berlangsung cepet banget, gw n temen2 pun milih tetep di depan walaupun samping.





Kita berdoa aja, taun depan mereka dateng dengan lebih banyak kejutan dan "Dear God" pun bisa dikumandangkan langsung di Indonesia untuk pertama kalinya.
Sabtu, 11 Oktober 2008
BROQUET !!! (bisa ngirit BBM s/d 15%)
Di zaman sekarang ini BBM merupakan kebutuhan utama bagi banyak orang terutama kita yang memiliki kendaraan pribadi, tentunya kita juga menginginkan agar kendaraan kita irit dan tidak boros dalam penggunaan BBM. Sekarang memang cukup banyak motor dan mobil yang cukup hemat/irit BBM namun pastinya kita menginginkan agar kendaraan kita menjadi jauh lebih irit agar dapat menekan biaya pengeluaran kita per bulannya. Untuk itu, Broquet kembali hadir untuk membantu saudara sekalian dalam mengatasi permasalahan BBM ini. Seperti yang kita ketahui, harga BBM sudah sangat tinggi saat ini, oleh karena itu dengan menggunakan Broquet, anda akan dapat menekan penggunaan BBM kendaraan anda sekaligus beberapa keuntungan lainnya.
5 keuntungan memakai Broquet :
1. 1x pasang efektif 400,000 km
2. Irit BBM s/d 15%
3. Menghilangkan suara ngelitik
4. Suku cadang mesin jadi lebih awet
5. Ruang bakar mesin jadi lebih bersih
Broquet adalah alat berbentuk bola yang penggunaannya sangat mudah yaitu dengan hanya memasukkan bola Broquet tersebut ke dalam tangki bensin motor. Namun, agar tidak terjadi masalah pada saat proses bekerjanya Broquet, saudara disarankan untuk terlebih dahulu menservice motor ke bengkel resmi dan meminta agar lambda motor diset menjadi 1. Setelah menservice, barulah anda masukkan bola Broquet ke dalam tangki bensin.
Broquet yang akan memberikan anda begitu banyak keuntungan hanya dijual dengan harga Rp 80.000 (B1). Namun, kami juga menjual dalam bentuk seperti paket (B2) yang berisi 2 bola broquet dengan harga Rp 150.000. Tentunya menggunakan 2 bola Broquet akan lebih memberi banyak keuntungan bagi saudara sekalian oleh karena itu, apa salahnya anda mencoba alat yang sangat berharga dan penting bagi anda pada zaman BBM sedang tinggi seperti ini.
Contact Person: Stephen (0818-866-050)
5 keuntungan memakai Broquet :
1. 1x pasang efektif 400,000 km
2. Irit BBM s/d 15%
3. Menghilangkan suara ngelitik
4. Suku cadang mesin jadi lebih awet
5. Ruang bakar mesin jadi lebih bersih
Broquet adalah alat berbentuk bola yang penggunaannya sangat mudah yaitu dengan hanya memasukkan bola Broquet tersebut ke dalam tangki bensin motor. Namun, agar tidak terjadi masalah pada saat proses bekerjanya Broquet, saudara disarankan untuk terlebih dahulu menservice motor ke bengkel resmi dan meminta agar lambda motor diset menjadi 1. Setelah menservice, barulah anda masukkan bola Broquet ke dalam tangki bensin.
Broquet yang akan memberikan anda begitu banyak keuntungan hanya dijual dengan harga Rp 80.000 (B1). Namun, kami juga menjual dalam bentuk seperti paket (B2) yang berisi 2 bola broquet dengan harga Rp 150.000. Tentunya menggunakan 2 bola Broquet akan lebih memberi banyak keuntungan bagi saudara sekalian oleh karena itu, apa salahnya anda mencoba alat yang sangat berharga dan penting bagi anda pada zaman BBM sedang tinggi seperti ini.
Contact Person: Stephen (0818-866-050)
Ancaman Lebih Sadis dari Pemanasan Global
Oleh : Redaksi-kabarindonesia
11-Okt-2008, 13:14:15 WIB - [www.kabarindonesia.com]
KabarIndonesia - Bila sebelumnya diperkirakan air laut akan meningkat 60 cm hingga akhir abad mendatang, maka dalam penelitian terbaru menunjukan akan terjadi peningkatan 1 meter.
Peneliti Jerman memperingatkan perubahan iklim terjadi lebih parah dari perkiraan sebelumnya. Inilah penelitian dari Postdam Institut untuk kajian iklim, yang disampaikan oleh pimpinannya Hans Joachim Schellnhuber: „Kita harus memperhitungkan hal itu dan ini dikukuhkan oleh data geologi bumi di masa lalu. Kami harus memperhitungkan kenaikan oermukaan air laut di abad ini. Itu saling terkait dengan pencairan gletser di Himalaya dan Greenland."
Dalam waktu sepuluh tahun terakhir pencairan es terjadi dua hingga tiga kali lipat. Penyebabnya adalah partikel-partikel kecil yang dimuntahkan oleh pembangkit llistrik tenaga batu bara milik Cina. Pasalnya 20 persen dari partikel itu mengotori es Greenland dan membuatnya lebih peka terhadap panas matahari.
Hal itu terbukti berasal dari sejumlah pembangkit listrik di Cina.
Kembali Schellnhuber: „Kasus ini benar-benar merupakan berdampak global. Jika permukaan es tidak begitu putih lagi, maka permukaan es itu akan kesulitan untuk memantulkan sinar matahari, memanas dan mencair lebih cepat. Hal yang sama juga terjadi pada gletser di gunung Himalaya yang saat ini mulai mencair. Celakanya pasokan air minum buat dua milyar manusia bergantung pada gletser tersebut. Hampir semua sungai-sungai di Asia bersumber dari dataran tinggi Tibet. Artinya, polusi udara berperan besar dalam mempercepat perubahan iklim."
Perubahan iklim, menurut Schelnhuber, hampir tidak dapat dicegah lagi. Satu-satunya solusi adalah investasi besar-besaran pada teknologi baru, yang dapat mengurangi kadar karbon dioksida di udara, tandas Professor Gernot Klepper dari Institut Ekonomi Global di Kiel: „Bayangkan saja, jika seluruh dunia menggunakan teknologi energi milik Jerman, maka kita akan mampu mengurangi separuh emisi karbon di seluruh dunia. Ini adalah kesempatan besar, karena Jerman memimpin di bidang ini, dan juga teknologi yang ramah lingkungan. Saya pikir, kebijakan politik soal iklim jangka pendek harus bertopang pada teknologi baru."
Untuk itu semua pihak terkait dan masyarakat harus terus bekerja keras memperlambat pemanasan global.
11-Okt-2008, 13:14:15 WIB - [www.kabarindonesia.com]
KabarIndonesia - Bila sebelumnya diperkirakan air laut akan meningkat 60 cm hingga akhir abad mendatang, maka dalam penelitian terbaru menunjukan akan terjadi peningkatan 1 meter.
Peneliti Jerman memperingatkan perubahan iklim terjadi lebih parah dari perkiraan sebelumnya. Inilah penelitian dari Postdam Institut untuk kajian iklim, yang disampaikan oleh pimpinannya Hans Joachim Schellnhuber: „Kita harus memperhitungkan hal itu dan ini dikukuhkan oleh data geologi bumi di masa lalu. Kami harus memperhitungkan kenaikan oermukaan air laut di abad ini. Itu saling terkait dengan pencairan gletser di Himalaya dan Greenland."
Dalam waktu sepuluh tahun terakhir pencairan es terjadi dua hingga tiga kali lipat. Penyebabnya adalah partikel-partikel kecil yang dimuntahkan oleh pembangkit llistrik tenaga batu bara milik Cina. Pasalnya 20 persen dari partikel itu mengotori es Greenland dan membuatnya lebih peka terhadap panas matahari.
Hal itu terbukti berasal dari sejumlah pembangkit listrik di Cina.
Kembali Schellnhuber: „Kasus ini benar-benar merupakan berdampak global. Jika permukaan es tidak begitu putih lagi, maka permukaan es itu akan kesulitan untuk memantulkan sinar matahari, memanas dan mencair lebih cepat. Hal yang sama juga terjadi pada gletser di gunung Himalaya yang saat ini mulai mencair. Celakanya pasokan air minum buat dua milyar manusia bergantung pada gletser tersebut. Hampir semua sungai-sungai di Asia bersumber dari dataran tinggi Tibet. Artinya, polusi udara berperan besar dalam mempercepat perubahan iklim."
Perubahan iklim, menurut Schelnhuber, hampir tidak dapat dicegah lagi. Satu-satunya solusi adalah investasi besar-besaran pada teknologi baru, yang dapat mengurangi kadar karbon dioksida di udara, tandas Professor Gernot Klepper dari Institut Ekonomi Global di Kiel: „Bayangkan saja, jika seluruh dunia menggunakan teknologi energi milik Jerman, maka kita akan mampu mengurangi separuh emisi karbon di seluruh dunia. Ini adalah kesempatan besar, karena Jerman memimpin di bidang ini, dan juga teknologi yang ramah lingkungan. Saya pikir, kebijakan politik soal iklim jangka pendek harus bertopang pada teknologi baru."
Untuk itu semua pihak terkait dan masyarakat harus terus bekerja keras memperlambat pemanasan global.
Selasa, 07 Oktober 2008
Siapa yang Paling Pintar di Dunia?
Ada sebuah pertanyaan menarik, ” Siapa yang paling pintar diantara 4 orang berikut?
1.Einstein
2.Bill gates
3.Oprah
4.Zidane”
Pasti setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dengan argumentasinya masing - masing.
Bagi yang menjawab Einstein, mungkin memiliki alasan bahwa karena Einstein lah rumus E= m.c2 ada ( merupakan rumus dari teori relativitas, yang banyak disalahgunakan untuk membuat bom atom).
Bagi yang menjawab Bill Gates, mungkin memiliki alasan karena kepandainnya, Bill Gates dapat memimpin sebuah perusahaan raksasa dengan brand Microsoft yang ternama.
Bagi yang menjawab Oprah, mungkin beralasan bahwa Oprah sangat lihai dalam berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat membawakan acaranya dengan baik.
Bagi yang menjawab Zidane, mungkin beralasan bahwa karena Zidane lah the Blues dapat menjadi jawara dalam Piala Dunia 1998.
Setiap orang bisa berpendapat apapun tentang ke-4 orang tersebut, namun tidak ada yang paling pintar diantara mereka karena mereka semua adalah orang - orang pintar di bidangnya masing - masing. Einstein pintar dalam bidang fisika, Bill Gates pintar dalam bidang IT , Oprah pintar dalam bidang komunikasi, dan Zidane pintar dalam bidang olah raga khususnya sepak bola. Einstein bisa saja pintar dalam bidang fisika namun tidak menjamin dia pandai berbicara di depan umum seperti Oprah, Bill Gates bisa saja pintar di dunia IT namun belum tentu dia bisa menendang bola ke gawang dengan baik sebagaimana Zidane, demikian pula sebaliknya.
Kita pun demikian, karena manusia bukanlah makhluk sempurna yang bisa menguasai banyak hal sekaligus. Allah telah mengaruniai kita kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, dan kelebihan inilah yang harus kita gali dan kembangkan. Sehingga kita bisa melejitkan diri dengan potensi yang telah kita miliki tanpa harus merepotkan diri dengan mengutuk kekurangan - kekurangan kita yang justru akan menghambat diri kita untuk menjadi lebih baik. Kita bisa saja menjadi seperti Einstein, Bill Gates, Oprah ataupun Zidane. Tapi akan jauh lebih baik, jika menjadi diri kita sendiri dengan ciri khas yang kita miliki.
1.Einstein
2.Bill gates
3.Oprah
4.Zidane”
Pasti setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dengan argumentasinya masing - masing.
Bagi yang menjawab Einstein, mungkin memiliki alasan bahwa karena Einstein lah rumus E= m.c2 ada ( merupakan rumus dari teori relativitas, yang banyak disalahgunakan untuk membuat bom atom).
Bagi yang menjawab Bill Gates, mungkin memiliki alasan karena kepandainnya, Bill Gates dapat memimpin sebuah perusahaan raksasa dengan brand Microsoft yang ternama.
Bagi yang menjawab Oprah, mungkin beralasan bahwa Oprah sangat lihai dalam berkomunikasi dengan orang lain sehingga dapat membawakan acaranya dengan baik.
Bagi yang menjawab Zidane, mungkin beralasan bahwa karena Zidane lah the Blues dapat menjadi jawara dalam Piala Dunia 1998.
Setiap orang bisa berpendapat apapun tentang ke-4 orang tersebut, namun tidak ada yang paling pintar diantara mereka karena mereka semua adalah orang - orang pintar di bidangnya masing - masing. Einstein pintar dalam bidang fisika, Bill Gates pintar dalam bidang IT , Oprah pintar dalam bidang komunikasi, dan Zidane pintar dalam bidang olah raga khususnya sepak bola. Einstein bisa saja pintar dalam bidang fisika namun tidak menjamin dia pandai berbicara di depan umum seperti Oprah, Bill Gates bisa saja pintar di dunia IT namun belum tentu dia bisa menendang bola ke gawang dengan baik sebagaimana Zidane, demikian pula sebaliknya.
Kita pun demikian, karena manusia bukanlah makhluk sempurna yang bisa menguasai banyak hal sekaligus. Allah telah mengaruniai kita kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, dan kelebihan inilah yang harus kita gali dan kembangkan. Sehingga kita bisa melejitkan diri dengan potensi yang telah kita miliki tanpa harus merepotkan diri dengan mengutuk kekurangan - kekurangan kita yang justru akan menghambat diri kita untuk menjadi lebih baik. Kita bisa saja menjadi seperti Einstein, Bill Gates, Oprah ataupun Zidane. Tapi akan jauh lebih baik, jika menjadi diri kita sendiri dengan ciri khas yang kita miliki.
Minggu, 05 Oktober 2008
Istri atau Tongkat Golf
Suatu sore telepon berbunyi.
"Hallo. pak Broto? Ini saya Cecep pembantu di villa bapak.."
"Oh iya, ada apa cep? ada masalah?"
"Anu, saya mau telepon mau kasih tau burung kakatua bapak mati.."
"Kakatua saya mati?yang pernah menang di lomba tingkat dunia itu??"
"Ya tuan..yang itu.."
"Waduh, sial juga yah. Lumayan banyak juga uang yang keluar untuk melatih kakaktua itu.."
"Matinya kenapa cep??"
"Gara-gara makan daging busuk tuan.."
"Daging busuk?? Siapa yang ngasih dia daging busuk??"
"Nggak ada tuan, dia cuma makan daging kuda yang sudah mati"
"Kuda mati?? kuda mati apa? yang mana??"
"Kuda punya tuan.."
"Kuda yang menang di pacuan international itu???"
" Iya tuan, dia mati karena kecapaian menarik gerobak air.."
"Kamu gila yah? gerobaik air yang mana??"
"Gerobak air yang buat madamin api tuan.."
" Yaa ampuun...api apalagi???"
"Api di villa tuan, ada lilin yang jatuh dan apinya kena tirai terus merembet deh.."
"Jadi, maksud kamu villa mewah saya berantakan gara-gara lilin???"
"iya begitulah tuan.."
"Tapi kan disitu banyak lampu..kenapa harus pakai lilin??"
"Buat pemakaman tuan.."
"Demi tuhaan, pemakaman apa cep??"
"Pemakaman istri tuan, suatu malam dia berjalan sendirian didalam rumah yang gelap gulita. Saya pikir maling, jadi saya hajar saja dia pakai tongkat golf Nike tuan..."
Sunyi...cukup lama..................................
"Cep, lo benar-benar dalam bahaya besar, bisa gue bunuh lo sekarang juga, kalau tongkat golf gw sampai patah....."
"Hallo. pak Broto? Ini saya Cecep pembantu di villa bapak.."
"Oh iya, ada apa cep? ada masalah?"
"Anu, saya mau telepon mau kasih tau burung kakatua bapak mati.."
"Kakatua saya mati?yang pernah menang di lomba tingkat dunia itu??"
"Ya tuan..yang itu.."
"Waduh, sial juga yah. Lumayan banyak juga uang yang keluar untuk melatih kakaktua itu.."
"Matinya kenapa cep??"
"Gara-gara makan daging busuk tuan.."
"Daging busuk?? Siapa yang ngasih dia daging busuk??"
"Nggak ada tuan, dia cuma makan daging kuda yang sudah mati"
"Kuda mati?? kuda mati apa? yang mana??"
"Kuda punya tuan.."
"Kuda yang menang di pacuan international itu???"
" Iya tuan, dia mati karena kecapaian menarik gerobak air.."
"Kamu gila yah? gerobaik air yang mana??"
"Gerobak air yang buat madamin api tuan.."
" Yaa ampuun...api apalagi???"
"Api di villa tuan, ada lilin yang jatuh dan apinya kena tirai terus merembet deh.."
"Jadi, maksud kamu villa mewah saya berantakan gara-gara lilin???"
"iya begitulah tuan.."
"Tapi kan disitu banyak lampu..kenapa harus pakai lilin??"
"Buat pemakaman tuan.."
"Demi tuhaan, pemakaman apa cep??"
"Pemakaman istri tuan, suatu malam dia berjalan sendirian didalam rumah yang gelap gulita. Saya pikir maling, jadi saya hajar saja dia pakai tongkat golf Nike tuan..."
Sunyi...cukup lama..................................
"Cep, lo benar-benar dalam bahaya besar, bisa gue bunuh lo sekarang juga, kalau tongkat golf gw sampai patah....."
Sabtu, 04 Oktober 2008
Laskar Pelangi is The Best Indonesian Movie
Apa Anda sudah menonton Laskar Pelangi versi layar lebar?
Setelah menyaksikan penampilan Andre Hirata dalam Kick Andy, membeli novelnya secara terhubung di internet, dan akhirnya membaca buku ini dalam sehari, saya menjadi salah seorang di antara ratusan ribu penggemar yang menantikan Laskar Pelangi diangkat ke layar lebar. Saya menontonnya kemarin dan sangat menikmatinya.
Laskar Pelangi adalah novel karya Andre Hirata yang menyentuh sekaligus jenaka, membangkitkan semangat melawan pelbagai bentuk batasan struktur, dan menunjukkan bahwa kejayaan bisa diraih oleh siapapun, jika mau berusaha.
Saya larut dalam setiap kalimat yang ia tulis dengan gaya Melayu Belitong, yang berpadu dengan ungkapan dengan kata-kata serapan bahasa asing, sedikit pengaruh bahasa percakapan anak muda langgam Jakarta, serta kesalahan penulisan menurut baku “ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.” Namun lebih daripada itu, kekuatan sang penulis mengungkapkan dan memilih kata, serta penuturan yang diasosiasikan dengan pelbagai cabang ilmu pengetahuan membuat pikiran saya mengembara ke mana-mana. Saya kagum dengan wawasan sang penulis yang begitu luas. Jelas bahwa Andre Hirata seorang jenius.
Saya menyukai lakon tokoh-tokohnya yang manusiawi. Betapa anak-anak Melayu Belitong yang terlupakan, hidup serbakurang, apa adanya, lugu, jujur, polos di pulau terpencil yang belum terlalu tercemar oleh gaya hidup duniawi yang kebarat-kebaratan sebagaimana di kota-kota metropolitan. Ada kesetiakawanan, kebersamaan, keakraban, kehangatan, dan banyak perjuangan dan pengorbanan.
Kisahnya mungkin tidak bersitegang dengan nilai-nilai yang mapan sebagaimana Larung karya Ayu Utami yang, misalnya, menantang, bahkan mendelegitimasi agama dan sakralitas seksualitas. Meskipun begitu, Laskar Pelangi tetap kritis terhadap ketimpangan struktur, yang kala itu berlaku pada era awal Orde Baru (dan berlanjut sampai sekarang).
Bahkan sebaliknya, tanpa rangkaian kalimat yang meledak-ledak, pembaca akan ikut hanyut dalam kemarahan, kesedihan, ketidakadilan, keputusasaan, di samping juga kesabaran, kegembiraan, perlawanan, dan perjuangan yang diilhami oleh nilai-nilai tradisional Islam.
Jadi, ketika film ini diluncurkan di hadapan masyarakat akhir September lalu, saya bertanya-tanya, ingin tahu, penasaran, apakah - atau sampai sejauh mana - Riri Reza dan Mira Lesmana akan mensekularisasi, mengurangi muatan islami novel Laskar Pelangi agar tetap setia pada ideologi mereka yang liberal?
Ternyata di tangan mereka Laskar Pelangi versi layar lebar tidak terlalu kehilangan nuansa islaminya. Islam justru digambarkan dengan pemahaman sejagat. Versi layar lebar berhasil, umpamanya, mewujudkan gambaran benak saya tentang hasrat sepuluh anak yang belajar dalam keterbatasan, dan semangat jihad seorang guru muda Bu Muslimah ke alam visual. Tapi, sang ibu guru (yang diperankan Cut Mini) lebih cantik daripada yang saya bayangkan.
Adegan-adegan di awal film yang memperlihatkan akad Bu Mus yang pada awal tahun ajaran membuka kelas baru, yang dengan sabar bersiteguh menanti murid kesepuluh, mampu membuat penonton seketika bersimpati dengan Bu Mus.
Atau ketika berapa kali Sahara - sang gadis cilik berkerudung yang berkepribadian keras - mengucap nasihat agama kepada kawan-kawannya, penggambarannya sama sekali tidak berkesan dibuat-buat atau menggurui (walau dalam versi novel, tidak jarang Andre mengutip kitab suci).
Saya juga terkesima dengan keberhasilan sang sutradara menghidupkan langgam bahasa percakapan Melayu Belitong. Buat mereka yang jenuh mendengar bahasa gaul muda-mudi Jakarta sehari-hari yang dikampanyekan televisi-televisi Jakarta yang mengklaim diri sebagai TV nasional atau film-film layar lebar tentang gaya hidup muda-mudi metropolitan sehingga meminggirkan keistimewaan budaya daerah - ini terasa menyejukkan. Saya merasa seolah benar-benar berada di Belitong kala itu. Boleh dibilang, mereka benar-benar menggarap film ini secara rinci, hati-hati, dan menjadikannya bermutu.
Malah latar belakang Pulau Belitong pada pertengahan dasawarsa 70-an ditampilkan dengan apik. Ada cuplikan pantai bernyiur hijau yang melambai dan perahu-perahu para nelayan, ada celah bebatuan besar di pantai tempat para Laskar Pelangi biasa berlari-lari, ada seekor buaya yang biasa melintas dan menghentikan perjalanan Lintang ke sekolah. Ada juga jalan-jalan perintis yang kiri dan kanannya pepohonan menghijau, serta pusat kota yang berkegiatan.
Kesenjangan terhadap saluran ekonomi dan pendidikan antara anak-anak keluarga kaya yang memegang jabatan penting di PN Timah dan rakyat jelata seperti Ikal dan kawan-kawannya pun berjaya ditampilkan secara tepat guna. Sekali waktu ada pelajaran matematika di kelas. Anak-anak SD Muhammadiyah berhitung dengan seikat batang lidi, sedangkan para pelajar SD PN Timah dengan segenggam mesin hitung yang diberikan secara cuma-cuma. Kamera juga meneropong anak-anak SD PN Timah berlatih menabuh genderang dalam kelompok yang berbaris rapi, mempersiapkan diri menghadapi pesta rakyat, atau bermain sepatu roda, disaksikan anak-anak miskin yang terkagum-kagum itu dari balik pagar.
Puncak cerita adalah cerdas cermat. Anak-anak Muhammadiyah yang hanya berjumlah sepuluh orang berjuang mempersiapkan diri dibimbing Bu Mus. Ketegangan muncul pada hari H, ketika Lintang, sang jenius, benar-benar tertahan oleh buaya untuk waktu yang lebih lama dari biasanya, lantaran si buaya kali ini berbaring di tengah jalan. Lintang berhasil lewat setelah seorang pria kurus paruh baya berbaju hitam yang misterius menyingkirkan buaya itu.
Adegan cerdas cermat - meskipun berbeda dengan alur cerita dalam buku - disunting dengan baik dan menghasilkan kesan perungan sengit (sampai-sampai seorang remaja di samping saya yang menyaksikannya gelisah, berkali-kali ia mengerakkan badan karena tegang). Akhirnya SD Muhammadiyah menang. Tapi keesokan harinya, Lintang yang sangat cerdas taklagi dapat bersekolah. Ayahnya menghilang setelah melaut dan ia mau tidak mau harus menggantikan peran sang ayah bagi adik-adiknya yang masih kecil. Lintang menyampaikan perpisahan kepada kawan-kawannya.
Lantas film mulai berangsur-angsur menuju akhir, diawali dengan adegan pertemuan Ikal dan Lintang belasan tahun kemudian, tahun 1999. Lintang mengajak Ikal pergi melihat anaknya dari balik jendela kelas. Sang anak terlihat menonjol di kelas. “Itu anakku,” katanya dengan bangga.
Bagaimanapun, Laskar Pelangi tetaplah film pengejar laba yang mendramatisasi jalan cerita di buku dalam adegan-adegannya. Tentu saja agar penonton tidak lekas bosan. Ketika adegan Kepala Sekolah Pak Harfan yang sakit-sakitan dipertontonkan, saya berpikir, jika ini film Hollywood, Pak Harfan akan diwafatkan. Saya sempat bertanya, apakah Riri Reza akan mewafatkan tokoh ini? Ternyata dia mematikan tokoh Pak Harfan walau tidak ada penuturan rinci tentang kematian Pak Harfan dalam buku.
Adegan selanjutnya, Bu Mus yang tidak masuk di kelas selama lima hari karena berduka. Sekolah terancam bubar karena Bu Mus satu-satunya guru yang tersisa.
Karakter Bu Mus yang kelihatan kokoh menjadi rapuh. Atau bisa jadi sang sutradara ingin memanusiawikan lakon Bu Mus dan ingin membangkitkan hawa keputusasaan, kegetiran perjuangan Bu Mus di kalangan penonton. Meskipun begitu, khalayak juga larut dalam hasrat kuat anak-anak Laskar Pelangi untuk belajar secara mandiri.
Adegan berikutnya, Bu Mus menyaksikan anak-anak didiknya terus belajar sendiri meski tanpa kehadirannya. Bu Mus yang berkaca-kaca masuk di depan kelas. Sahara menjerit girang. Ia lantas dipeluk oleh semua anak didiknya.
Peralihan gambar terasa cepat tidak membosankan. Buat orang yang daya tangkap visualnya lebih bagus daripada daya tangkap aksaranya, tentu tidak masalah. Tapi di sisi lain kadang-kadang menurut saya ada beberapa tayangan yang berganti terlalu cepat untuk dapat ditafsirkan awam. Tapi saya paham, film ingin mewujudkan realitas dalam buku sebanyak-banyaknya. Ada banyak karakter dan penggambaran dalam buku, tapi di film Ikal menjadi tokoh utama yang penampilannya “bersaing” dengan tokoh-tokoh lainnya.
Film ini memang sedikit menggubah atau menafsirkan ulang versi bukunya. Namun, sang penulis skenario berhasil mengangkat banyak adegan dari buku yang memang patut diangkat di samping menciptakan adegan baru yang berbeda yang tidak keluar dari nalar cerita aslinya.
Para pemeran anak-anak Laskar Pelangi di sini mencerminkan anak-anak Indonesia kebanyakan. Mereka lusuh, dekil, berbicara dan berpikir secara alami sebagaimana usia mereka. Kita seperti menyaksikan kehidupuan anak-anak Indonesia yang sesungguhnya, bukan anak-anak dari kelas tertentu saja.
Saran saya, bacalah bukunya sebelum menonton buku ini agar bisa mengikuti jalan cerita. Sebab memang, pemunculan tokoh pria misterius yang menolong Lintang melewati buaya, sebagai contoh, akan membingungkan jika kita tidak membaca asal-usulnya di versi novelnya.
Film ini sangat saya anjurkan untuk ditonton. Anda akan tertawa dan menangis pada saat yang sama. Ayat-ayat Cinta boleh jadi film paling tenar tahun ini, tapi Laskar Pelangi adalah film terbaik tahun ini dari segi alur cerita, penokohan, pengambilan gambar, latar belakang tempat, dan penyuntingan. Film ini layak dipertontonkan pada setiap hari pendidikan nasional, atau bahkan dijadikan propaganda pendidikan UNICEF bagi anak-anak dunia. Ajaklah anak-anak Anda menontonnya bersama-sama agar mereka menghargai setiap bentuk kemudahan yang mereka peroleh agar belajar lebih giat dan tetap semangat menggapai asa.
Satu lagi, yang membuat saya senang kemarin, tidak ada satupun film asing tayang di bioskop tempat saya menonton. Semua film Indonesia. Ini takkan pernah terbayangkan pada sepuluh sampai tujuh belas tahun silam yang kala itu film-film Hollywood merajai gedung bioskop di tanah air. Film Indonesia sepertinya sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jayalah film Indonesia!
Setelah menyaksikan penampilan Andre Hirata dalam Kick Andy, membeli novelnya secara terhubung di internet, dan akhirnya membaca buku ini dalam sehari, saya menjadi salah seorang di antara ratusan ribu penggemar yang menantikan Laskar Pelangi diangkat ke layar lebar. Saya menontonnya kemarin dan sangat menikmatinya.
Laskar Pelangi adalah novel karya Andre Hirata yang menyentuh sekaligus jenaka, membangkitkan semangat melawan pelbagai bentuk batasan struktur, dan menunjukkan bahwa kejayaan bisa diraih oleh siapapun, jika mau berusaha.
Saya larut dalam setiap kalimat yang ia tulis dengan gaya Melayu Belitong, yang berpadu dengan ungkapan dengan kata-kata serapan bahasa asing, sedikit pengaruh bahasa percakapan anak muda langgam Jakarta, serta kesalahan penulisan menurut baku “ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.” Namun lebih daripada itu, kekuatan sang penulis mengungkapkan dan memilih kata, serta penuturan yang diasosiasikan dengan pelbagai cabang ilmu pengetahuan membuat pikiran saya mengembara ke mana-mana. Saya kagum dengan wawasan sang penulis yang begitu luas. Jelas bahwa Andre Hirata seorang jenius.
Saya menyukai lakon tokoh-tokohnya yang manusiawi. Betapa anak-anak Melayu Belitong yang terlupakan, hidup serbakurang, apa adanya, lugu, jujur, polos di pulau terpencil yang belum terlalu tercemar oleh gaya hidup duniawi yang kebarat-kebaratan sebagaimana di kota-kota metropolitan. Ada kesetiakawanan, kebersamaan, keakraban, kehangatan, dan banyak perjuangan dan pengorbanan.
Kisahnya mungkin tidak bersitegang dengan nilai-nilai yang mapan sebagaimana Larung karya Ayu Utami yang, misalnya, menantang, bahkan mendelegitimasi agama dan sakralitas seksualitas. Meskipun begitu, Laskar Pelangi tetap kritis terhadap ketimpangan struktur, yang kala itu berlaku pada era awal Orde Baru (dan berlanjut sampai sekarang).
Bahkan sebaliknya, tanpa rangkaian kalimat yang meledak-ledak, pembaca akan ikut hanyut dalam kemarahan, kesedihan, ketidakadilan, keputusasaan, di samping juga kesabaran, kegembiraan, perlawanan, dan perjuangan yang diilhami oleh nilai-nilai tradisional Islam.
Jadi, ketika film ini diluncurkan di hadapan masyarakat akhir September lalu, saya bertanya-tanya, ingin tahu, penasaran, apakah - atau sampai sejauh mana - Riri Reza dan Mira Lesmana akan mensekularisasi, mengurangi muatan islami novel Laskar Pelangi agar tetap setia pada ideologi mereka yang liberal?
Ternyata di tangan mereka Laskar Pelangi versi layar lebar tidak terlalu kehilangan nuansa islaminya. Islam justru digambarkan dengan pemahaman sejagat. Versi layar lebar berhasil, umpamanya, mewujudkan gambaran benak saya tentang hasrat sepuluh anak yang belajar dalam keterbatasan, dan semangat jihad seorang guru muda Bu Muslimah ke alam visual. Tapi, sang ibu guru (yang diperankan Cut Mini) lebih cantik daripada yang saya bayangkan.
Adegan-adegan di awal film yang memperlihatkan akad Bu Mus yang pada awal tahun ajaran membuka kelas baru, yang dengan sabar bersiteguh menanti murid kesepuluh, mampu membuat penonton seketika bersimpati dengan Bu Mus.
Atau ketika berapa kali Sahara - sang gadis cilik berkerudung yang berkepribadian keras - mengucap nasihat agama kepada kawan-kawannya, penggambarannya sama sekali tidak berkesan dibuat-buat atau menggurui (walau dalam versi novel, tidak jarang Andre mengutip kitab suci).
Saya juga terkesima dengan keberhasilan sang sutradara menghidupkan langgam bahasa percakapan Melayu Belitong. Buat mereka yang jenuh mendengar bahasa gaul muda-mudi Jakarta sehari-hari yang dikampanyekan televisi-televisi Jakarta yang mengklaim diri sebagai TV nasional atau film-film layar lebar tentang gaya hidup muda-mudi metropolitan sehingga meminggirkan keistimewaan budaya daerah - ini terasa menyejukkan. Saya merasa seolah benar-benar berada di Belitong kala itu. Boleh dibilang, mereka benar-benar menggarap film ini secara rinci, hati-hati, dan menjadikannya bermutu.
Malah latar belakang Pulau Belitong pada pertengahan dasawarsa 70-an ditampilkan dengan apik. Ada cuplikan pantai bernyiur hijau yang melambai dan perahu-perahu para nelayan, ada celah bebatuan besar di pantai tempat para Laskar Pelangi biasa berlari-lari, ada seekor buaya yang biasa melintas dan menghentikan perjalanan Lintang ke sekolah. Ada juga jalan-jalan perintis yang kiri dan kanannya pepohonan menghijau, serta pusat kota yang berkegiatan.
Kesenjangan terhadap saluran ekonomi dan pendidikan antara anak-anak keluarga kaya yang memegang jabatan penting di PN Timah dan rakyat jelata seperti Ikal dan kawan-kawannya pun berjaya ditampilkan secara tepat guna. Sekali waktu ada pelajaran matematika di kelas. Anak-anak SD Muhammadiyah berhitung dengan seikat batang lidi, sedangkan para pelajar SD PN Timah dengan segenggam mesin hitung yang diberikan secara cuma-cuma. Kamera juga meneropong anak-anak SD PN Timah berlatih menabuh genderang dalam kelompok yang berbaris rapi, mempersiapkan diri menghadapi pesta rakyat, atau bermain sepatu roda, disaksikan anak-anak miskin yang terkagum-kagum itu dari balik pagar.
Puncak cerita adalah cerdas cermat. Anak-anak Muhammadiyah yang hanya berjumlah sepuluh orang berjuang mempersiapkan diri dibimbing Bu Mus. Ketegangan muncul pada hari H, ketika Lintang, sang jenius, benar-benar tertahan oleh buaya untuk waktu yang lebih lama dari biasanya, lantaran si buaya kali ini berbaring di tengah jalan. Lintang berhasil lewat setelah seorang pria kurus paruh baya berbaju hitam yang misterius menyingkirkan buaya itu.
Adegan cerdas cermat - meskipun berbeda dengan alur cerita dalam buku - disunting dengan baik dan menghasilkan kesan perungan sengit (sampai-sampai seorang remaja di samping saya yang menyaksikannya gelisah, berkali-kali ia mengerakkan badan karena tegang). Akhirnya SD Muhammadiyah menang. Tapi keesokan harinya, Lintang yang sangat cerdas taklagi dapat bersekolah. Ayahnya menghilang setelah melaut dan ia mau tidak mau harus menggantikan peran sang ayah bagi adik-adiknya yang masih kecil. Lintang menyampaikan perpisahan kepada kawan-kawannya.
Lantas film mulai berangsur-angsur menuju akhir, diawali dengan adegan pertemuan Ikal dan Lintang belasan tahun kemudian, tahun 1999. Lintang mengajak Ikal pergi melihat anaknya dari balik jendela kelas. Sang anak terlihat menonjol di kelas. “Itu anakku,” katanya dengan bangga.
Bagaimanapun, Laskar Pelangi tetaplah film pengejar laba yang mendramatisasi jalan cerita di buku dalam adegan-adegannya. Tentu saja agar penonton tidak lekas bosan. Ketika adegan Kepala Sekolah Pak Harfan yang sakit-sakitan dipertontonkan, saya berpikir, jika ini film Hollywood, Pak Harfan akan diwafatkan. Saya sempat bertanya, apakah Riri Reza akan mewafatkan tokoh ini? Ternyata dia mematikan tokoh Pak Harfan walau tidak ada penuturan rinci tentang kematian Pak Harfan dalam buku.
Adegan selanjutnya, Bu Mus yang tidak masuk di kelas selama lima hari karena berduka. Sekolah terancam bubar karena Bu Mus satu-satunya guru yang tersisa.
Karakter Bu Mus yang kelihatan kokoh menjadi rapuh. Atau bisa jadi sang sutradara ingin memanusiawikan lakon Bu Mus dan ingin membangkitkan hawa keputusasaan, kegetiran perjuangan Bu Mus di kalangan penonton. Meskipun begitu, khalayak juga larut dalam hasrat kuat anak-anak Laskar Pelangi untuk belajar secara mandiri.
Adegan berikutnya, Bu Mus menyaksikan anak-anak didiknya terus belajar sendiri meski tanpa kehadirannya. Bu Mus yang berkaca-kaca masuk di depan kelas. Sahara menjerit girang. Ia lantas dipeluk oleh semua anak didiknya.
Peralihan gambar terasa cepat tidak membosankan. Buat orang yang daya tangkap visualnya lebih bagus daripada daya tangkap aksaranya, tentu tidak masalah. Tapi di sisi lain kadang-kadang menurut saya ada beberapa tayangan yang berganti terlalu cepat untuk dapat ditafsirkan awam. Tapi saya paham, film ingin mewujudkan realitas dalam buku sebanyak-banyaknya. Ada banyak karakter dan penggambaran dalam buku, tapi di film Ikal menjadi tokoh utama yang penampilannya “bersaing” dengan tokoh-tokoh lainnya.
Film ini memang sedikit menggubah atau menafsirkan ulang versi bukunya. Namun, sang penulis skenario berhasil mengangkat banyak adegan dari buku yang memang patut diangkat di samping menciptakan adegan baru yang berbeda yang tidak keluar dari nalar cerita aslinya.
Para pemeran anak-anak Laskar Pelangi di sini mencerminkan anak-anak Indonesia kebanyakan. Mereka lusuh, dekil, berbicara dan berpikir secara alami sebagaimana usia mereka. Kita seperti menyaksikan kehidupuan anak-anak Indonesia yang sesungguhnya, bukan anak-anak dari kelas tertentu saja.
Saran saya, bacalah bukunya sebelum menonton buku ini agar bisa mengikuti jalan cerita. Sebab memang, pemunculan tokoh pria misterius yang menolong Lintang melewati buaya, sebagai contoh, akan membingungkan jika kita tidak membaca asal-usulnya di versi novelnya.
Film ini sangat saya anjurkan untuk ditonton. Anda akan tertawa dan menangis pada saat yang sama. Ayat-ayat Cinta boleh jadi film paling tenar tahun ini, tapi Laskar Pelangi adalah film terbaik tahun ini dari segi alur cerita, penokohan, pengambilan gambar, latar belakang tempat, dan penyuntingan. Film ini layak dipertontonkan pada setiap hari pendidikan nasional, atau bahkan dijadikan propaganda pendidikan UNICEF bagi anak-anak dunia. Ajaklah anak-anak Anda menontonnya bersama-sama agar mereka menghargai setiap bentuk kemudahan yang mereka peroleh agar belajar lebih giat dan tetap semangat menggapai asa.
Satu lagi, yang membuat saya senang kemarin, tidak ada satupun film asing tayang di bioskop tempat saya menonton. Semua film Indonesia. Ini takkan pernah terbayangkan pada sepuluh sampai tujuh belas tahun silam yang kala itu film-film Hollywood merajai gedung bioskop di tanah air. Film Indonesia sepertinya sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jayalah film Indonesia!
Kamis, 02 Oktober 2008
Kebetulan - Kebetulan dalam Sejarah Dunia Yang Aneh !
Abraham Lincoln masuk kongres tahun 1846.
John F. Kennedy masuk kongres tahun 1946.
Abraham Lincoln terpilih jadi presiden tahun 1860.
John F. Kennedy terpilih jadi presiden tahun 1960.
Keduanya sangat peduli hak-hak sipil.
Kedua istri mereka kehilangan anak saat di gedung putih.
Kedua presiden ditembak hari Jumat.
Kedua presiden ditembak di kepala.
Semakin aneh nih.
Sekretaris Lincoln bernama Kennedy .
Sekretaris Kennedy bernama Lincoln .
Keduanya dibunuh oleh orang dari daerah selatan.
Keduanya digantikan oleh orang selatan yg bernama Johnson.
Andrew Johnson, yg menggantikan Lincoln , lahir tahun 1808.
Lyndon Johnson, yg menggantikan Kennedy, lahir tahun 1908.
John Wilkes Booth, yg membunuh Lincoln , lahir thn 1839.
Lee Harvey Oswald, yg membunuh Kennedy, lahir thn 1939.
Kedua pembunuh terkenal dengan tiga namanya.
Nama keduanya terdiri dari 15 huruf.
Tambah aneh yaaaa.
Lincoln ditembak di teater bernama 'Ford.'
Kennedy tertembak di mobil ' Lincoln ' dibuat oleh 'Ford.'
Lincoln tertembak di teater dan pembunuhnya bersembunyi di gudang.
Kennedy tertembak dari sebuah gudang dan pembunuhnya bersembunyi di teater.
Booth dan Oswald terbunuh sebelum diadili.
dan tau nggak.....
Seminggu sebelum Lincoln tertembak, dia berada di Monroe, Maryland
Seminggu sebelum Kennedy tertembak, dia bersama Marilyn Monroe.
John F. Kennedy masuk kongres tahun 1946.
Abraham Lincoln terpilih jadi presiden tahun 1860.
John F. Kennedy terpilih jadi presiden tahun 1960.
Keduanya sangat peduli hak-hak sipil.
Kedua istri mereka kehilangan anak saat di gedung putih.
Kedua presiden ditembak hari Jumat.
Kedua presiden ditembak di kepala.
Semakin aneh nih.
Sekretaris Lincoln bernama Kennedy .
Sekretaris Kennedy bernama Lincoln .
Keduanya dibunuh oleh orang dari daerah selatan.
Keduanya digantikan oleh orang selatan yg bernama Johnson.
Andrew Johnson, yg menggantikan Lincoln , lahir tahun 1808.
Lyndon Johnson, yg menggantikan Kennedy, lahir tahun 1908.
John Wilkes Booth, yg membunuh Lincoln , lahir thn 1839.
Lee Harvey Oswald, yg membunuh Kennedy, lahir thn 1939.
Kedua pembunuh terkenal dengan tiga namanya.
Nama keduanya terdiri dari 15 huruf.
Tambah aneh yaaaa.
Lincoln ditembak di teater bernama 'Ford.'
Kennedy tertembak di mobil ' Lincoln ' dibuat oleh 'Ford.'
Lincoln tertembak di teater dan pembunuhnya bersembunyi di gudang.
Kennedy tertembak dari sebuah gudang dan pembunuhnya bersembunyi di teater.
Booth dan Oswald terbunuh sebelum diadili.
dan tau nggak.....
Seminggu sebelum Lincoln tertembak, dia berada di Monroe, Maryland
Seminggu sebelum Kennedy tertembak, dia bersama Marilyn Monroe.
Langganan:
Postingan (Atom)